Teknologi Modifikasi Cuaca Di Sirkuit MotoGP Mandalika

Teknologi Modifikasi Cuac

Teknologi Modifikasi Cuaca Di Sirkuit MotoGP Mandalika – Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dimanfaatkan pada gelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 18-20 Maret ini. TMC adalah upaya manusia untuk memodifikasi cuaca dengan tujuan tertentu agar mendapatkan kondisi cuaca seperti yang diinginkan.

Mengatasi Cuaca Ekstrem Teknologi Modifikasi Cuaca Di Mandalika

Menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), TMC dilakukan dengan meniru proses yang terjadi di dalam awan. Sejumlah partikel higroskopik yang dibawa dengan pesawat sengaja ditambahkan langsung ke dalam awan agar proses pengumpulan butiran tetes air di dalam awan segera dimulai.

Pelepasannya sendiri bisa dilakukan di bawah dasar awan, atau dilepas langsung ke dalam awan. Dengan berlangsungnya pembesaran tetes secara lebih awal maka hujan juga turun lebih cepat dari awan, dan proses yang terjadi lebih efektif.

Meskipun biasanya TMC dipakai untuk meningkatkan intensitas curah hujan di suatu tempat (rain enhancement), metode ini juga dikondisikan sebaliknya, yaitu untuk menurunkan intensitas curah hujan di suatu lokasi (rain reduction).

TMC Metode Pesawat Dan Metode Lain

Selama ini, TMC dikenal menggunakan pesawat untuk menghantarkan bahan semai berupa NaCl ke awan melalui udara.

Ada metode lain yang bisa digunakan untuk menghantarkan bahan semai itu ke awan, di antaranya menggunakan wahana Ground Based Generator (GBG) dan wahana Pohon Flare untuk sistem statis.

Kedua metode ini mempunyai prinsip kerja yang sama dalam menghantarkan bahan semai ke dalam awan, yaitu dengan memanfaatkan keberadaan awan orografik dan awan yang tumbuh di sekitar pegunungan sebagai targetnya. Makanya, GBG dan wahana Pohon Flare biasanya digunakan di wilayah yang mempunyai topografi pegunungan.

Di Mandalika, TMC akan memakai metode pesawat yang didukung oleh satu unit armada pesawat Casa 212-200 dari Skadron 4 TNI AU Lanud Abdulrahman Saleh, Malang.

Kantor berita Antara melaporkan, komando operasi dipegang oleh M. Djazim Syaifullah, staff pelaksana dari Laboratorium Pengelolaan TMC yang ditunjuk sebagai Koordinator Lapangan untuk Operasi TMC di Mandalika.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga telah mengirimkan 15 personel dari Laboratorium Pengelolaan TMC dan Sekretariat Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi untuk menjelaskan operasi TMC ini.

Tantangan Cuaca Ekstrem Dari Teknologi Modifikasi Cuaca Di Mandalika

Sirkuit Mandalika di Lombok, Indonesia, memang terkenal dengan tantangan cuaca yang cukup ekstrem, dengan suhu panas, angin kencang, dan kemungkinan hujan yang bisa tiba-tiba datang. Karena itu, teknologi modifikasi cuaca atau pengaturan cuaca buatan menjadi perhatian penting, terutama untuk memastikan balapan bisa berjalan dengan lancar dan aman.

Namun, meskipun topik tentang modifikasi cuaca dan penggunaan teknologi untuk mengatur kondisi cuaca di sirkuit cukup menarik, saat ini MotoGP Mandalika belum secara eksplisit menerapkan teknologi modifikasi cuaca semacam itu. Sebagian besar pengaturan cuaca yang ada adalah persiapan untuk menghadapi cuaca buruk melalui infrastruktur dan prosedur keselamatan yang ada.

Namun terkait dengan respon para pembalap MotoGP terhadap tantangan cuaca di Mandalika. Mereka cenderung memiliki pandangan yang beragam tergantung pada pengalaman mereka di sirkuit tersebut. Dan bagaimana kondisi cuaca memengaruhi performa mereka. Berikut adalah beberapa respon dan perspektif pembalap terkait cuaca dan tantangan di Sirkuit Mandalika:

Beberapa Perspektif Pembalap Terkait Cuaca Dan Tantangan Di Sirkuit Mandalika

Cuaca yang Tak Terduga Dan Pengaruhnya Pada Performansi

Marc Márquez pernah menyebutkan bahwa cuaca di Mandalika sangat menantang. Karena angin kencang dan perubahan suhu yang cepat yang bisa memengaruhi kestabilan motor.

Fabio Quartararo mengungkapkan bahwa menghadapi cuaca ekstrem di Mandalika adalah bagian dari tantangan yang harus dihadapi oleh pembalap. Dan membutuhkan keahlian ekstra dalam memilih ban yang tepat dan mengatur strategi balap yang lebih fleksibel.

Pembalap lain seperti Jack Miller juga menyebutkan bahwa kecepatan angin bisa sangat memengaruhi pengendalian motor.

Adaptasi Dengan Kondisi Sirkuit Mandalika

Valentino Rossi sebelum pensiun mengomentari bahwa layout sirkuit Mandalika menawarkan tantangan unik. Terutama karena perubahan elevasi dan kombinasi sektor teknikal yang cepat. Namun cuaca panas dan kemungkinan hujan menjadi tantangan tersendiri.

Francesco Bagnaia juara dunia MotoGP 2022. Juga menekankan bahwa pengaturan cuaca adalah hal yang harus dihadapi oleh semua pembalap di Mandalika.

Persiapan Tim Dan Infrastruktur Menghadapi Cuaca

Mengingat kondisi cuaca yang sering berubah-ubah di Mandalika tim-tim MotoGP. Termasuk tim seperti Ducati, Yamaha, dan Honda, mempersiapkan motor dan strategi balapan dengan cermat. Manajemen ban, setting motor, dan pemilihan strategi balap menjadi kunci penting dalam menghadapi cuaca yang sulit diprediksi.

Pengaruh Hujan Tiba-Tiba

Hujan yang turun mendadak menjadi salah satu tantangan terbesar di Mandalika. Dalam beberapa balapan, hujan bisa datang begitu cepat. Memaksa tim dan pembalap untuk melakukan penyesuaian strategi secara cepat.
Pembalap yang telah berpengalaman seperti Maverick Viñales dan Joan Mir mengatakan bahwa mereka harus tetap siap dengan kondisi lintasan yang bisa sangat berubah-ubah.

Optimisme dan Keinginan Untuk Meningkatkan Kesiapan Cuaca

Banyak pembalap melihat Mandalika sebagai tantangan yang menarik dan berbeda dari sirkuit-sirkuit lain di kalender MotoGP. Beberapa bahkan berharap agar teknologi cuaca yang lebih baik. Seperti sistem pemberitahuan cuaca secara real-time atau pengaturan ban yang lebih tepat. Bisa lebih dikembangkan.

Scroll to Top
bandar togel online toto slot 4d bandartogelonline4d.com